Showing posts with label Dasar. Show all posts
Showing posts with label Dasar. Show all posts

10 May 2021

Mengenal Komponen Dioda dan Mengetahui kondisinya

Mengenal Komponen Dioda danMengetahui kondisinya - Dioda Merupakan komponen elektronik yang terdiri dari bahan semikonduktor. Bahan ini adalah silikon atau germanium. Dioda silikon bekerja pada tegangan 0.6 VDC dan dioda germanium bekerja pada tegangan 0,2 VDC. Contoh dioda : IN 4148, IN4002, IN 4003, dll. 

 Jenis-jenis Dioda lambang Dioda adalah D, simbol gambarnya : Persamaan Dioda zener Sifat dioda : • kalau diberi arah maju (tegangan positif => anoda dan tegangan negatif => katoda) akan menghantarkan arus dan sebaliknya, Pengenalan Komponen Dioda dan cara Mengukurnya • kalau diberi arah mundur (tegangan positif => katoda dan tegangan negatif => anoda) tidak akan menghantarkan arus. Fungsi dioda Fungsi Dioda : • Sebagai penyearah • Sebagai pengaman rangkaian dari kemungkinan terbaliknya polaritas Mengukur Dioda Dengan Multitester Putar batas ukur pada Ohmmeter X10 / X100 Pengenalan Komponen Dioda dan cara Mengukurnya 1. probe merah => katoda, probe hitam => anoda => Jarum bergerak bukan nol. kemudian posisi dibalik : probe merah => anoda, probe hitam => katoda, Jarum tdk bergerak berarti dioda dalam kondisi BAIK. 2. probe merah => katoda, probe hitam => anoda => Jarum bergerak atau menunjuk nol. kemudian posisi dibalik : probe merah => anoda, probe hitam => katoda => Jarum bergerak atau menunjuk nol berarti dioda dalam kondisi RUSAK / SHORT. 4. DIODA ZENER Terbuat dari bahan silikon. Biasanya digunakan pada rangkaian power supply dimana fungsinya adalah sebagai penstabil arus. Meskipun arus AC yang dirubah ke DC berubah-ubah, tidak akan berpengaruh jika terdapat dioda zener ini. Adapun sifatnya adalah sebagai berikut : • Tegangan yang dicapai maksimal rata-rata 0,7 s/d 12 volt • Hanya tahan terhadap arus kecil, maksimal 1 s/d 50 mA • Hampir tidak ada tegangan yang hilang jika sudah melewati dioda zener. Contoh dioda zener : zener 6 volt, zener 12 volt, dll Pengenalan Komponen Dioda dan cara Mengukurnya Pengukuran baik tidaknya dioda zener sama dengan pengukuran dioda biasa. Aplikasi dalam rangkaian : Pengenalan Komponen Dioda dan cara Mengukurnya Semoga artikel Mengenal Komponen Dioda danMengetahui kondisinya ini bermanfaat.

17 July 2020

Mengenal Aneka Macam Motor Listrik

Tipe atau jenis motor listrik yang ada saat ini beraneka ragam jenis dan tipenya. Semua jenis motor listrik yang ada memiliki 2 bagian utama yaitu stator dan rotor, stator adalah bagian motor listrik yang diam dan rotor adalah bagian motor listrik yang bergerak (berputar).

Pada dasarnya motor listrik dibedakan dari jenis sumber tegangan kerja yang digunakan. Berdasarkan sumber tegangan kerjanya motor listrik dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu : Motor listrik arus bolak-balik  AC (Alternating Current) Motor listrik arus searah DC (Direct Current) Dari 2 jenis motor listrik diatas terdapat varian atau jenis-jenis motor listrik berdasarkan prinsip kerja, konstruksi, operasinya dan karakternya. Dari berbagai jenis motor listrik yang ada dapat dibuat suatu gambar klasifikasi motor listrik sebagai berikut.



1. Motor DC


Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.  

Motor DC yang memiliki tiga komponen utama :
Gambar. Motor DC

  • Kutub medan. 
Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
  • Dinamo.
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
  • Æ’Commutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.

Keuntungan Dari Motor DC
Keuntungan   utama   motor   DC   adalah   sebagai   pengendali   kecepatan,   yang   tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
  • Æ’Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan
  • Æ’Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah,  penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar.  Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya  sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC.

Perhitungan
Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:

Dimana :

E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit) T = torque electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan


Karakteristik Motor DC Shunt


Gambar. Karakteristik Motor DC shunt


Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar diatas) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
Kecepatan  dapat  dikendalikan  dengan  cara  memasang  tahanan  dalam  susunan  seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).



2. Motor AC


Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor" seperti ditunjukkan dalam Gambar. Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor.

Keuntungan  utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya.  Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).


  • Motor Sinkron
Motor sinkron adalah Motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.
Gambar. Motor Sinkron

Komponen utama Motor Sinkron :
Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
Æ’Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang dipasok.

Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut (Parekh, 2003):

Dimana :
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub

  • Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC


Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama :
Rotor, Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
- Rotor kandang tupai terdiri dari   batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slots     paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
-  Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi.
Dibuat melingkar sebanyak kutub stator.   Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat  yang menempel padanya.
Æ’
Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots   untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.

Gambar. Motor Induksi

Klasifikasi Motor Induksi
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003):
Æ’Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
Æ’Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang.  Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri   menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

Kecepatan Motor Induksi
Motor induksi bekerja sebagai berikut. Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar.

Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/  slip  ring,  dan  motor  tersebut  dinamakan  “motor  cincin  geser/  slip  ring  motor”. 
Persamaan  berikut  dapat  digunakan  untuk  menghitung  persentase  slip/geseran  (Parekh, 2003):

Dimana :
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM 
Nb = kecepatan dasar dalam RPM

Hubungan antara beban, kecepatan dan torque
Gambar dibawah ini menunjukan grafik torque-kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus yang sudah ditetapkan. Bila motor (Parekh, 2003):
Æ’- Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torque yang rendah (“pull-up torque”).
Æ’- Mencapai 80% kecepatan penuh, torque berada pada tingkat tertinggi (“pull-out torque”) dan arus mulai   turun. 
- Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torque dan stator turun ke nol.

Gambar. Grafik Torque-Kecepatan Motor Induksi AC
3-Fase  (Parekh, 2003)

sumber:http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/jenis-jenis-motor-listrik/

Jenis-jenis Susunan konfigurasi rel (busbar) atau Skema Pensaklaran

 
Semua generator dalam pusat listrik menyalurkan energinya ke rel pusat listrik. Demikian
pula semua saluran yang mengambil maupun yang mengirim energi dihubungkan ke rel ini.
 Bus bar bertindak sebagai titik hubung yang menghubungkan rangkaian incoming dan 
outgoing.
• Bus bar digunakan di GI umumnya berpenampangpersegi (rectangular) atau bulat (circular),
 dengan inti pejal (solid) atau berlobang (hollow). Busbar berlobang digunakan pada GI 
 SUTET (EHV) untuk mengurangi efek korona.
• Skema pensaklaran menyatakan metode yang berbeda untuk merubah rangkaian 
dalam sistem tenaga untuk menyalurkan energi listrik secara handal. Skema 
pensaklaran membantu menyaluran energi listrik
(manuver) jika terjadi gangguan atau pemeliharaan.

 Berbagai jenis susunan busbar yaitu:

     a.     Rel Tunggal



Ini adalah susunan rel yang paling sederhana dan paling murah. Keandalan serta 
fleksibilitas operasi nya sangat terbatas. Apabila ada kerusakan di rel, maka 
seluruh pusat listrik harus dipadamkan untuk dapat melakukan perbaikan. Oleh sebab itu, 
rel tunggal sebaiknya hanya digunakan pada pusat listrik yang tidak begitu penting 
peranannya dalam sistem.
Untuk menaikkan keandalan rel tunggal. PMS seksi dapat dipasang yang 
membagi rel dalam dua kelompok, yaitu kelompok kiri dan kelompok kanan dari rel. 
Unit pembangkit dan beban sebagian dihubungkan ke kelompok kiri dan sebagian 
lagi dihubungkan ke kelompok kanan dari rel. Apabila ada kerusakan pada rel 
yang perbaikannya memerlukan pemadaman, maka seksi rel yang memerlu-
kan perbaikan bisa dipadamkan dengan membuka PMS seksi ini sehingga seksi 
rel yang sebelahnya tetap bisa dioperasikan/dinyalakan.

• Keuntungannya
> Susunan ini murah instalasinya
> pemeliharaan kurang
> operasionalnya sedernaha
• Kekurangannya
jika ada gangguan pada busbar maka semua elemn yang terhubung juga akan 
padam/terlepas demikian pula saat pemeliharaan sehingga kurang fleksibel dan handal

     b.    Rel Ganda dengan Satu PMT



Rel ganda yang diperlihatkan pada gambar 2.8 adalah rel ganda dengan satu PMT, 
selanjutnya hubungan ke rel 1 atau rel 2 dilakukan melalui PMS. Rel ganda pada umumnya
 dilengkapi dengan PMT beserta PMS-nya yang berfungsi menghubungkan rel 1 dan rel 2 
seperti diperlihatkan pada gambar 2.8. PMT ini disebut sebagai PMT kopel. Dengan 
rel ganda, sebagian instalasi dapat dihubungkan ke rel 1 dan sebagian lagi ke rel 2. Kedua
 rel tersebut(rel 1 dan rel 2) dapat dihubungkan paralel atau terpisah dengan cara menutup 
atau membuka PMT kopel. Dengan cara ini fleksibilitas operasi akan bertambah terutama 
sewaktu menghadapi gangguan yang terjadi dalam sistem.
            Sebagian dari unit pembangkit atau beban dapat dihubungkan ke rel 1 dan lain-
nya ke rel 2. Apabila salah satu unit pembangkit atau salah satu beban akan pindah rel, 
maka terlebih dahulu PMT-nya harus dibuka, kemudian disusul dengan pembukaan 
PMS rel yang akan ditinggalkan, baru diikuti pemasukan PMS rel yang dituju; urutannya
 tidak boleh dibalik. 
Apabila terbalik, maka akan terjadi hubungan paralel antara rel 1 dan rel 2 yang belum tentu 
sama tegangannya dan hal demikian adalah berbahaya. Setelah selesai melakukan 
pemindahan posisi PMS, baru PMT dimasukkan. Untuk unit pembangkit, pemasukan PMT 
harus melalui proses sinkronisasi.
            Dari uraian di atas tampak bahwa proses pemindahan beban dari rel satu ke rel 
lainnya memerlukan pemadaman, yaitu saat PMT dibuka. Pemindahan beban atau unit 
pembangkit dari salah satu rel ke rel lainnya dalam praktek dapat terjadi, misalnya karena 
ada kerusakan yang memerlukan pemadaman rel saat perbaikan.

• Keuntungan
> memudahkan pemeliharaan karena beberapa komponen
rangkaian dapat diisolasi
> Cukup fleksibel menghubungkan feeder pada ke dua bus bar
> jika ada dua PMT pada susunan ini akan meningkatkan
kehandalan jika satu PMT terbuka
• Kelemahan
> mahal
> rangkaian terputus pada busbar yang terganggu
     

c.    Rel Ganda dengan Dua PMT
h

Rel ganda dengan dua PMT ini sama seperti rel ganda dengan satu PMT hanya saja disini 
semua unsur dapat dihubungkan ke rel 1 atau rel 2 atau dua-duanya melalui PMT 
sehingga fleksibilitas manuver menjadi lebih baik. Pemindahan beban dari rel 1 ke rel 2 
dapat dilakukan tanpa pemadaman, tidak seperti pada rel ganda dengan satu PMT, seperti 
diuraikan pada butir b di atas. Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya 2 buah PMT
(masing-masing satu PMT untuk setiap rel) pemindahan beban dilakukan dengan menutup 
terlebih dahulu PMT rel yang ditujukan, kemudian membuka PMT rel yang ditinggalkan. 
Sebelum melakukan manuver ini, harus diyakinkan terlebih dahulu bahwa rel 1 dan rel 2 
tegangannya sama, baik besarnya maupun fasanya. Jika sudah sama, baru PMT dapat 
dimasukkan.

     c.    Rel dengan PMT satu setengah


Pada dasarnya rel dengan PMT satu setengah adalah rel ganda dengan tiga buah PMT 
di antara dua rel tersebut. Jika rel-rel ini diberi identifikasi sebagai PMT A1, PMT A2, 
dan PMT seterusnya. Sedangkan yang dekat rel B diberi identifikasi sebagai PMT B1, 
PMT B2, dan seterusnya. PMT yang ditengah disebut PMT diameter dan diberi identifikasi 
sebagai PMT AB1, PMT AB2, dan seterusnya.
            Bagian-bagian dari instalasi dihubungkan pada titik-titik yang letaknya antara 
PMT A dengan PMT AB dan pada titik-titik yang letaknya antara PMT B dengan PMT AB 
seperti terlihat pada gambar 2.10. Dibandingkan dengan rel-rel pada butir a, b dan c 
tersebut di atas, rel dengan PMT satu setengah ini memunyai keandalan paling tinggi. 
Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:
     ·   Apabila Rel A mengalami gangguan
Dengan membuka semua PMT bernomor A beserta PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan 
secara penuh.
     ·    Apabila Rel B mengalami gangguan
Dengan membuka semua PMT bernomor B beserta PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan 
secara penuh.
     ·     Apabila Rel A dan Rel B mengalami gangguan
Dengan membuka semua PMT bernomor A dan PMT bernomor B beserta PMS-nya, daya 
tetap bisa disalurkan walaupun dengan fleksibilitas pembebanan yang berkurang.

Pembebasan tegangan sebuah(bagian) instalasi yang terhubung ke rel 
dengan PMT satu setengah mengharuskan pembukaan dua buah PMT beserta PMS-nya,
 yaitu PMT rel dan PMT diameternya. Misalnya untuk unit pembangkit no. 1 yang ter-
hubung ke rel B melalui PMT B1, maka untuk pembebasan tegangannya, yang harus 
dibuka adalah PMT B1 dan PMT AB1 beserta PMS-PMS-nya. 

• Keuntungan :
  • Pengoperasian yang lebih fleksibel
  • Kehandalan tinggi
  • Saat bus bar terganggu tidak semua rangkaian harus padam
• Kekurangan
  • harga mahal
  • pengaturan relay proteksi kompleks karena PMT yang ditengah harus menangani dua rangkaian dalam dua arah aliran dan herus beroprasi normal

11 June 2018

Mengenal Jenis Komponen Elektronika Aktif dan Pasif

 
Jenis Komponen Elektronika Aktif serta Pasif – Tentunya kamu semua telah tahu bahwa komponen elektronika terbagi menjadi dua jenis, yakni komponen elektronika aktif serta komponen elektronika pasif. Kedua komponen tersebut sama-sama pentingnya apabila dikaitkan dengan rangkaian elektronika.
Dalam suatu  rangkaian elektronika biasanya dijumpai beberapa tipe komponen, baik yang tergolong komponen elektronika aktif maupun komponen elektronika pasif. Buat kamu yang belum tahu apa itu komponen elektronika aktif serta komponen elektronika pasif, bakal kita jelaskan dengan cara singkat.
Jenis Komponen Elektronika Komponen elektronika aktif adalah komponen elektronika yang membutuhkan arus listips alias tegangan dalam pemakaiannya. Sebaiknya, komponen elektronika pasif adalah komponen yang tak membutuhkan arus alias tegangan listips dalam pemakaiannya. Berikut ini adalah beberapa tipe komponen elektronika, baik yang aktif maupun yang pasif.
Komponen elektronika Aktif
a. Dioda
Dioda adalah salah satu tipe komponen elektronika aktif yang mempunyai manfaat sebagai penyearah arus listips. Komponen ini tak sedikit sekali macamnya semacam LED, photo dioda, hingga dengan LDR.
b. Transistor
Transistor adalah salah satu tipe komponen elektronika aktif yang mempunyai manfaat yang sangat penting dalam suatu  rangkaian elektronika. Komponen ini mempunyai manfaat sebagai penguat hingga dengan switch alias saklar.
c. SCR
SCR alias Silicon Control Rectifier, adalah salah satu tipe komponen elektronika aktif yang mempunyai manfaat mengatur motor DC, dalam faktor tegangannya.
Komponen elektronika Pasif
a. Kapasitor
Kapasitor alias kondensator adalah salah satu tipe komponen elektronika pasif yang mempunyai manfaat sebagai penyimpan energi listips untuk sementara waktu.
b. Resistor
Resistor adalah salah satu tipe komponen elektronika pasif yang mempunyai manfaat sebagai hambatan arus listips dalam suatu  rangkaian elektronika.
c. Induktor
Induktor adalah salah satu tipe komponen elektronika yang sangat erat hubungannya dengan rangkaian elektronika yang berhubungan dengan frekwensi semacam rangkaian televisi serta radio.